Dekan FTSP ITN Malang, Dr. Debby Budi Susanti, ST., MT., saat memberikan sambutan pada gelaran yudisium di Aula Kampus 1 ITN Malang.


Malang, ITN.AC.ID – Yudisium menjadi tahapan penting bagi mahasiswa usai menempuh pendidikan dan bersiap memasuki dunia kerja. Harapannya kelak alumni menjadi sukses bukan hanya sebagai pencari kerja, namun bisa menjadi pelopor menciptakan peluang kerja baru. Hal disampaikan oleh Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP), Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang), Dr. Debby Budi Susanti, ST., MT., saat memberikan sambutan pada gelaran yudisium di Aula Kampus 1 ITN Malang, Kamis (29/08/2024).

“Kami harap alumni menjadi tonggak sejarah prestasi ITN dengan menjadi pelopor pencipta peluang kerja yang baru. Semoga alumni selalu membanggakan dengan prestasi masing-masing,” ujar Debby.

Pada kesempatan tersebut Debby mengingatkan calon wisudawan untuk mengisi kuisioner tracer study. Penelusuran alumni tersebut fungsinya untuk membantu kampus khususnya prodi dalam mengidentifikasi profil kompetensi alumni, membangun networking alumni, dan lain sebagainya.

Tracer study ini juga membantu prodi untuk update akreditasi. Dalam jangka waktu 6 bulan lulusan sudah bekerja atau membuka usaha sendiri. Wirausaha itu juga kerja, ikut membantu membuka lapangan pekerjaan,” serunya. Ia juga mengingatkan alumni untuk tetap ingat pada almamater khususnya program studi masing-masing.

Baca juga:Percepat Lulusan Terserap Industri, Pusat Karir ITN Malang Gelar Campus Hiring Bersama HPI-Agro

Pada yudisium kali ini FTSP ITN Malang meluluskan 296 calon wisudawan dari 5 prodi. Dengan rincian Teknik Sipil 96 lulusan, Arsitektur 66 lulusan, PWK 73 lulusan, Teknik Geodesi 40 lulusan, dan Teknik Lingkungan 21 lulusan. Dimana sebagai wisudawan terbaik FTSP diraih oleh Bagus Dwi Saputra dari Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK), dengan IPK 3,86.

Bagus merasa bersyukur dan sempat kaget saat dinyatakan memperoleh IPK terbaik di FTSP. Ia pun mengungkapkan rasa syukurnya bisa kuliah di PWK ITN Malang. Menurutnya kunci kesuksesan saat kuliah adalah menentukan skala prioritas, dan saling membantu antar teman.

Para pejabat FTSP bersama para lulusan terbaik dari tiap fakultas di lingkungan FTSP ITN Malang.

“Menjadi mahasiswa berarti usia sudah dewasa. Sudah bisa mengatur diri sendiri, dan menentukan prioritas mana yang harus didahulukan. Antara kuliah, keluarga dan aktivitas di luar kuliah,” katanya.

Bagus menambahkan, disiplin, rajin, dan sharing dengan teman juga menjadi kunci. Saling membantu dalam menyelesaikan tugas, dengan begitu bisa maju dan sukses bersama-sama.

Seperti biasa FTSP saat menggelar yudisium selalu memakai pakaian adat. Untuk tahun ini pakaian adat putri terbaik jatuh pada Siti Fathimah dari Arsitektur, dan pakaian adat pria terbaik diraih oleh Mansur dari Teknik Lingkungan.

Siti Fathimah yang akrab disapa Sifa berasal dari Kalimantan Selatan. Ia memakai pakaian adat Dayak Meratus. Menurutnya suku Dayak yang berada di tiap daerah memiliki ciri khas masing-masing. Umumnya warna pakaian Dayak didominasi warna hitam perpaduan coklat, dan kuning emas.

“Menurut saya bagus tiap yudisium memakai pakaian adat. Kebiasaan ini membedakan dengan universitas lainnya. Sekaligus mengenalkan dan melestarikan budaya daerah,” katanya Sifa yang pernah lolos Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW) ITN Malang tahun 2023.

Baca juga : Jalu Centil, Jajanan “Jadul” Pengingat Memori

Sementara Mansur memakai pakaian adat Dayak Ngaju dari Kalimantan Tengah. Meskipun ia berasal dari Kalimantan Selatan ia juga termotivasi ingin menunjukkan bahwa Kalimantan Tengah memiliki pakaian adat sendiri. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)