Ketua LP2K ITN Malang, Ardiyanto Maksimilianus Gai, ST., M.Si., menyambut peserta pelatihan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Batu. (Foto: Yanuar/Humas ITN Malang)
Malang, ITN.AC.ID – Sistem Informasi Geografis (SIG) memiliki peran penting dalam perencanaan kota dan wilayah. Mendukung perencanaan tata ruang di Kota Baru, Jawa Timur, Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Kerjasama (LP2K) Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang) menyelenggarakan pelatihan “Dasar-dasar Perencanaan Tata Ruang dan Sistem Informasi Geografis”. Bekerja sama dengan Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) ITN Malang pelatihan diadakan di Laboratorium PWK selama tiga hari Rabu-Jumat (03-05/07/2024). Pelatihan diikuti oleh 10 staf Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Batu.
Ketua LP2K ITN Malang, Ardiyanto Maksimilianus Gai, ST., M.Si., menyampaikan terima kasih kepada pemerintah Kota Batu masih mempercayakan kerja sama pelatihan penataan ruang kepada ITN Malang. Harapannya pelatihan dasar-dasar perencanaan tata ruang dan GIS ini nantinya bisa berlanjut ke pelatihan tingkat lanjut, sampai level aplikasi.
“ITN Malang sekarang sedang membangun pusat kajian unggulan (centre of excellence/CoE). Untuk BIM (Building Information Modelling), dan sistem pemetaan sudah jadi dan sebentar lagi akan di-launching,” kata Ardi dalam sambutannya.
Menurut Ardi, dengan adanya CoE kedepannya akan membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh mitra. Kepercayaan kepada ITN Malang juga datang dari Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN). Teknik Geodesi ITN Malang menerima hibah drone UAV dari Kementerian ATR/BPN untuk mendukung Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL).
Baca juga : ITN Malang Digandeng Kementerian ATR/BPN Sukseskan Program PTSL
“Kami berharap bisa memberikan pelayanan terbaik bagi Dinas PUPR Kota Batu. Maka kami mohon nanti usai pelatihan bisa memberikan evaluasi kepada kami baik substansi maupun pelayanan,” harapnya.
Dr. Ir. Ibnu Sasongko, MT., Tim PWK ITN Malang memberi materi pada pelatihan “Dasar-dasar Perencanaan Tata Ruang dan Sistem Informasi Geografis”, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Kota Batu. (Foto: Yanuar/Humas ITN Malang)
Dr. Ir. Ibnu Sasongko, MT., Tim PWK ITN Malang sekaligus pemateri menyatakan, melalui pelatihan diharapkan peserta nantinya bisa membuka peta rencana tata ruang dengan betul. Kemudian bisa menginterpretasikan rencana tata ruang, mampu melihat atau memposisikan lokasi-lokasi yang akan dimintakan perizinan oleh pelaku usaha atau masyarakat di lokasi yang tepat sesuai tata ruang. Sehingga mereka perlu faham sistem GIS dan tata ruang.
“Karena peserta pelatihan sebagian masih awam, jadi harus dikenalkan cara membaca dan mencermati rencana tata ruang. Berhubung rencana tata ruang basic-nya dari peta menggunakan sistem GIS, maka peserta juga harus bisa membuat peta GIS. Kemudian menyatukan peta dan tata ruang. Sehingga mendapatkan peta dan tata ruang yang lebih presisi dan lebih pas. Tujuannya untuk memberikan pelayanan tata ruang dalam perizinan di Kota Batu,” beber Ibnu.
Ia melanjutkan, setelah tata ruang di Kota Batu selesai, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) selesai, perijinan lewat Sistem Online Single Submission (OSS), maka pelaku usaha maupun pemerintah harus memasukkan lokasi usaha dalam bentuk koordinat GIS. OSS adalah sistem perizinan berusaha yang terintegrasi secara elektronik dengan seluruh kementerian/lembaga negara hingga pemerintah daerah (pemda) di Indonesia. OSS dimaksudkan untuk memangkas waktu dan birokrasi dalam proses perizinan usaha.
Baca juga : ITN Malang Dukung Penataan Kawasan Soekarno Hatta Jadi Wisata Milenial
Peserta pelatihan di hari terakhir diajarkan membuat secara sederhana membentuk rancangan atau desain dengan SketchUp aplikasi yang digunakan untuk membuat, merubah dan mempublikasikan model 3D. Dengan praktek peserta diharapkan tidak ada kecanggungan dalam mengaplikasikan tata ruang untuk berbagai macam perizinan terkait dengan lokasi, membaca peta sampai dengan mengaplikasikannya.
“Dengan Kota Batu ini bukan kali pertama. Kami pernah mengadakan pelatihan, juga memberikan pelayanan penyusunan tata ruang. Kegiatan ini ketiga kalinya. Harapannya akan terus berlanjut untuk Kota Batu lebih baik dalam penataan ruang,” tuntas dosen PWK ITN Malang ini. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang).